Objek
kajian: Dukun Bayi
Di era sekarang ini
keberadaan dukun bayi di dusun Slempung kec. Dukuhseti Kab. Pati masik eksis
dan masih banyak orang yang menggunakan jasanya. selain para berobat ke bidan
para ibu hamil juga masih menggunakan jasa seorang dukun bayi disi saya akan
memaparkan tentang ibu hamil, dimulai dari ciri – ciri oranag hamil sampai
proses melahirkan dan pasca melahirkan.
Pelaku
:
Ibu hamil, bayi, dukun
bayi, bapak si bayi dan tetangga.
Menejemen
:
Cara pertama untuk
mengidentifikasi atau memberi tanda bahwa seseorang tersebut dinyatakan hamil
ialah dengan cara melihat perilaku dan kebiasaan orang tersebut. Biasanya ciri
– ciri orang yang sedang hamil yaitu, kepalanya sering pusing, nyidam – nyidam
dan tidak lagi menstruasi.
Untuk
mengetahui perkembangan janin dan posisi janin yang dikandung setiap bulannya
yaitu jika secara tradisional biasanya dengan memijat atau meraba perut sang
Ibu. Pada usia kehamilan 1 bulan, besar perut satu jari diatas perut paling
bawah (batukan), usia 2 bulan kehamilan besar perut dua jari diatas perut paling bawah, usia 3 bulan
kehamilan besar perut tiga jari antara batukan, usia 4 bulan kehamilan 4 jari,
usia 5 bulan besar kehamilan 5 jari
diatas perut paling bawah, dan pada usia 6 bulan kehamilan besar perut pas
pusar atau diatas pusar 1 jari, usia kehamilan 7 bulan 2 jari, usia kehamilan 8
bulan tingginya 3 jari dan usia kehamilan
9 bulan tinggi perut 4 jari diatas pusat.
Posisi
janin dalam perut ketika usia kehamilan 1-5 bulan posisinya berada sedikit
keatas. Dan ketika memasuki usia 6 sampai 9 bulan, pasisinya sudah berada di
bawah dan jika normal posisi kepala si jabang bayi berada di bawah. Cara mengetahuinya yaitu kita
meraba atau menekan perut bagian bawah dengan dua jari berbentuk huruf U yaitu
jari jempol dan jari telunjuk. Jika kita merasakan keras berarti yang kita
tekan adalah pas kepalanya, jika empuk berarti pas pada bokonnya. Jika terjadi
seperti itu maka sang ibu disarankan untuk memperbanyak nungging atau seperti
orang sedang rukuk.
Pasca
Ibu Melahirkan:
Pasca melahirkan sang ibu kemudian diusap handuk, perutnya dikasih
minyak kayu putih, tidak boleh dipakein gerita tapi orset. Dan pasca melahirkan
payudarah sebelah kiri di remas-remas, yang berfungsi agar kandungannya atau
rahimya cepat mengecil. Ketika tidur tidak boleh memakai bantal, melainkan yang
dipakein bantal yaitu kakinya.
Enam
jam setelah melahirkan, baru boleh memakai udet atau setagen. 1 – 2 jam baru
boleh istirahat, pertama duduk, baru jalan-jalan kecil dan kemudian baru
diperbolehkan untuk mandi.
Dan
sang bayi darahnya di bersihkan, di usap memakai handuk kemudian ditaruh di dada
sang Ibu untuk kemudian di susui. Sang bayi tidak boleh di mandikan dan di
pakein talek/bedak serta sarung tangan. Tali pusatnya di bungkus dengan kain
kasa steril dan di beri betadine/obat merah.
Cara
Mengubur Ari-ari (Duluran) :
Duluran atau ari-ari di
wudhukan di taruh di dalam besek. Dalamnya untuk mengubur ari-ari sekitar satu
sikut sang ayah, tanah tdk boleh ditajamkan/di injak. Di dalamnyanya biasanya
dikasih buku pensil, jarun benang putih baru, pake kendhil/besek ditambah kdaun
pisang. Dan di atasnya diberi kembang boreh, sawanan serta biberi penerangan.
Kemudian
dilanjutkan dengan udik-udikan/syukuran, yaitu uang receh yang dicampur dengan beras kuning sama kembang boreh, yang
menandakan rasa syukur orang tua bayi atas kelahiran anaknya. Sebelumnya ada
selametan atau kondangan berupa nasi gudangan dengan lauk urapan tujuh macam
daun/sayuran, larva tawon/lebah, dan ikan.
Fasilitas/Media
:
Kain kasa steril,
betadine, grito, popok, gedong, handuk, buku pensil, jarum, benang putih baru,
kendhil/besek, sawanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar