Selasa, 16 Desember 2014

Hasil Nyantrik ke Dukun Bayi bersama dengan Mbah Um



Objek kajian: Dukun Bayi
Di era sekarang ini keberadaan dukun bayi di dusun Slempung kec. Dukuhseti Kab. Pati masik eksis dan masih banyak orang yang menggunakan jasanya. selain para berobat ke bidan para ibu hamil juga masih menggunakan jasa seorang dukun bayi disi saya akan memaparkan tentang ibu hamil, dimulai dari ciri – ciri oranag hamil sampai proses melahirkan dan pasca melahirkan.
Pelaku :
Ibu hamil, bayi, dukun bayi, bapak si bayi dan tetangga.
Menejemen :
Cara pertama untuk mengidentifikasi atau memberi tanda bahwa seseorang tersebut dinyatakan hamil ialah dengan cara melihat perilaku dan kebiasaan orang tersebut. Biasanya ciri – ciri orang yang sedang hamil yaitu, kepalanya sering pusing, nyidam – nyidam dan tidak lagi menstruasi.
Untuk mengetahui perkembangan janin dan posisi janin yang dikandung setiap bulannya yaitu jika secara tradisional biasanya dengan memijat atau meraba perut sang Ibu. Pada usia kehamilan 1 bulan, besar perut satu jari diatas perut paling bawah (batukan), usia 2 bulan kehamilan besar perut dua  jari diatas perut paling bawah, usia 3 bulan kehamilan besar perut tiga jari antara batukan, usia 4 bulan kehamilan 4 jari, usia 5 bulan besar  kehamilan 5 jari diatas perut paling bawah, dan pada usia 6 bulan kehamilan besar perut pas pusar atau diatas pusar 1 jari, usia kehamilan 7 bulan 2 jari, usia kehamilan 8 bulan tingginya 3 jari dan usia kehamilan  9 bulan tinggi perut 4 jari diatas pusat.
Posisi janin dalam perut ketika usia kehamilan 1-5 bulan posisinya berada sedikit keatas. Dan ketika memasuki usia 6 sampai 9 bulan, pasisinya sudah berada di bawah dan jika normal posisi kepala si jabang bayi  berada di bawah. Cara mengetahuinya yaitu kita meraba atau menekan perut bagian bawah dengan dua jari berbentuk huruf U yaitu jari jempol dan jari telunjuk. Jika kita merasakan keras berarti yang kita tekan adalah pas kepalanya, jika empuk berarti pas pada bokonnya. Jika terjadi seperti itu maka sang ibu disarankan untuk memperbanyak nungging atau seperti orang sedang rukuk.
Pasca Ibu Melahirkan:
Pasca melahirkan sang  ibu kemudian diusap handuk, perutnya dikasih minyak kayu putih, tidak boleh dipakein gerita tapi orset. Dan pasca melahirkan payudarah sebelah kiri di remas-remas, yang berfungsi agar kandungannya atau rahimya cepat mengecil. Ketika tidur tidak boleh memakai bantal, melainkan yang dipakein bantal yaitu kakinya.
Enam jam setelah melahirkan, baru boleh memakai udet atau setagen. 1 – 2 jam baru boleh istirahat, pertama duduk, baru jalan-jalan kecil dan kemudian baru diperbolehkan untuk mandi.
Dan sang bayi darahnya di bersihkan, di usap memakai handuk kemudian ditaruh di dada sang Ibu untuk kemudian di susui. Sang bayi tidak boleh di mandikan dan di pakein talek/bedak serta sarung tangan. Tali pusatnya di bungkus dengan kain kasa steril dan di beri betadine/obat merah.
Cara Mengubur Ari-ari (Duluran) :
Duluran atau ari-ari di wudhukan di taruh di dalam besek. Dalamnya untuk mengubur ari-ari sekitar satu sikut sang ayah, tanah tdk boleh ditajamkan/di injak. Di dalamnyanya biasanya dikasih buku pensil, jarun benang putih baru, pake kendhil/besek ditambah kdaun pisang. Dan di atasnya diberi kembang boreh, sawanan serta biberi penerangan.
Kemudian dilanjutkan dengan udik-udikan/syukuran, yaitu uang receh yang dicampur dengan  beras kuning sama kembang boreh, yang menandakan rasa syukur orang tua bayi atas kelahiran anaknya. Sebelumnya ada selametan atau kondangan berupa nasi gudangan dengan lauk urapan tujuh macam daun/sayuran, larva tawon/lebah, dan ikan.
Fasilitas/Media :
Kain kasa steril, betadine, grito, popok, gedong, handuk, buku pensil, jarum, benang putih baru, kendhil/besek, sawanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar