Sabtu, 13 Desember 2014

VERBA



1.     Batasan dan ciri verba
Verba dapat didefinisikan secara semantis dan sintaksis. Secara semantis verba adalah jenis atau kategori leksikal yang mengandung konsep atau makna perbuatan atau aksi, proses, atau keadaan yang bukan merupakan sifat atau kualitas. Misalnya adus ‘mandi’, mili ‘mengalir’, suwek ‘sobek’. Verba adus termasuk kedalam verba aksi, mili termasuk verba proses dan suwek termasuk kedalam verba keadaan. Sebagai catatan, kata –kata seperti mbanyu ‘berair’ nglenga ‘berminyak’ dapat berkategori ganda bergantung pada perilaku sintaksisnya. Misalnya, di dalam durung mbanyu ‘belum berair’, durung nglenga ‘belum berminyak’.
Secara sintaksis verba ialah kategori kata gramatikal yang mempunyai ciri – ciri sebagai berikut.
1.1  Ciri-ciri Verba
Ciri-ciri verba dapat diketahui dengan mengamati 3 hal, yaitu :
1.      Perilaku Sintaksis
Dengan mengamati perilaku sintaksis verba, akan tampak bagaimana hubungan verba yang menjadi konstituen sintaksis tertentu (sebagai P) dengan konstituen konstituen lain yang menyertai atau mendampingi (misalnya S atau O). Bahkan juga menentukan kehadiran konstituen lain, sejauh mana kadar penentuannya itu. Penentuan keverbaan dapat dilihat dalam kaitannya dengan hal-hal sebagai berikut:
a.    Pengingkaran terhadap verba memakai kata ora ‘tidak’ , tetapi tidak dapat diingkarkan dengan kata dudu ‘bukan’. Jadi yang ada semacam
A. Dheweke ora turu
     ‘Dia tidak tidur’
B. *dhewke dudu turu
      ‘Dia bukan tidur’
A. Banyune ora mili
‘airnya tidak mengalir’
B. *Banyne dudu mili
    ‘ainya bukan mengalir’
b.    Sebagai P verba diikuti oleh kata lagi dalam Makna ‘sedang’(bukan ‘baru’) yang letak kiri. Jadi, ada bentuk Wibi lagi turu dan bukan Wibi lagi kancane.
c.    Tidak bisa diuji dengan kata yang menunjukan tingkat (gradasi) misalnyadengan menggunakan kata rada ‘agak’ banget ‘sangat’,dhewe’yang ter’,luwih ‘lebih dan paling ‘yang ter....’
Jadi, tidak ada bentuk *luwih mangan,luwih mlayu,*luwih nulis,*paling mangan,*paling mlayu,*paling nulis.
Verba tidak dapat berangkai dengan kata dhewe  ‘sendiri’, sebagai makna superlatif, atau dengan makna paling ‘paling’. Jadi tidak ada bentuk separti *mbanyu dhewe, *ngimpi dhewe, *paling mbayu, * paling semaput.
Verba memiliki fungsi utama sebagai predikat atau sebagai inti predikat di dalam kalimat meskipun dapat pula mempunyai fungsi lain.
Contoh :
(1)      Dheweke mlayu
‘dia lari’
(2)      Kayune kumambang
‘kayu itu terapung’
(3)      Gelase pecah
‘gelas itu pecah’
d.   Verba lazimnya dapat diikuti oleh kategori adverbia. Jadi dimungkinkan ada frasa mlayu banter banget, nulis cepet, mlaku alon-alon, ngguyu kepingkel-pingkel.
e.    Verba memungkinkan munculnya konstituensi lain yang sederajat dengan S atau P itu sendiri secara sintaksis. Sebagai contoh, ternyata kata wedi’takut’,wani ‘berani’ berbeda kategorinya dengan kata jirih’penakut’ dan kendel ‘pemberani’ meskipun secara leksikal bersinonim.
2.      Subkategori, Bentuk, dan Sistem Morfologi Verba
Jika dilihat dari bentuknya, verba padat digolongkan menjadi dua, yaitu verba monomorfemis dan verba polimorfemis. Verba monomorfemis adalah verba yang terdiri dari satu morfem, sedangkan verba polimorfemis ialah verba yang terdiri dari dua morfem atau lebih.
2.1  Verba Monomorfemis
Verba monomorfemis atau verba satu morfem adalah ferba yang belum dikenai afiksasi (pengimbuhan), pengulangan, atau pemajemukan.
Contoh :
Lunga ‘pergi’
Teka ‘datang’
Lungguh ‘duduk’
2.2  Verba Polimorfemis
Verba polimorfemis dibentuk melalui beberapa proses morfemis, yaitu (1) proses afiksasi menghasilkan verba berafiks, (2) proses pengulangan menghasilkan verba ulang, (3) proses pemajemukan menghasilkan verba majemuk, dan (4) proses kombinasi menghasilkan verba kombinasi.
Bentuk dasar verba polimorfemis dapat berupa bentuk tunggal, baik bentuk bebas, bentuk terikat maupun bentuk kompleks. Yang berupa bentuk bebas dapat berkategosi verba, adjektiva, nomina, atau numeralia.
2.2.1 Verba berafiks
Ada empat macam verba berafiks. Pembedaan itu didasarkarkan pada macam afiks yang diletakkan pada bentuk dasar. Macam afiks itu adalah prefiks, sufiks, infiks dan konfiks.
Proses prefiksasi menghasilkan verba berprefiks, proses sufiksasi menghasilkan verba bersufiks, proses infiksasi menghasilkan verba berinfiks, dan proses konfiksasi meghasilakan verba berkonfiks.
Tabel 5 daftar afiks pembentuk verba
Prefiks
Contoh
Sufiks
Contoh
Infiks
Contoh
Konfiks
Contoh
di-
tak-/-dak
kok-
a-
ma-
mer-
ka-
ke-
kuma-
kapi-
N-
dijewer
takbukak
daktutup
kokjupuk
awujud
mangulon
mertobat
kasiksa
ketutup
kumawani
kapiadreng
njaluk
-i
-(a)ke
-a
-an
-en
-na
-ana
Ileni
Unggahake
Macaa
Gelangan
Tulisen
Golekna
pethikana
-in-
-um-

Tinulis
jumangkah
di-/-i
di-/-ana
N-/-ana
di-/-(a)ke
ka-/-na
ka-/-ana
-in-/-ana
Tak-/-i
Tak-/-(a)ke
Tak-/-e
Tak-/-ane
Kok-/-i
Kok-/-(a)ke
Ka-/-an
Ke-/-a
-in-/-an
-in/-(a)ke
Ka-/-ake
Kami-/-en
N-/-i
N-/-ake
mi-/-i
Dilungguhi
Diwenehana
Maringana
Dilungguhake
katebihna
Kawelasana
Tinimbalan
Takresiki
Taklebokake

Dakopenane
Koktangisi
Koklebokake
Kaparingan

Tinimbalan
Linuhurake
Katibaake
Kamikekelen
Nglungguhi
Nyritaake
Migunani
2.2.2 Sistem Morfologis Verba Murni dan Non Murni
2.2.2.1 Sistem Morfologi Verba Murni
a.       Sistem morfologi verba transitif
Kata kerja transitif dapat dibedakan menjadi kata kerja transitif yang memang kata kerja asalnya telah transitif dan kata kerja transitif yang baru menjadi transitif setelah mendapatkan imbuhan. Kata kerja transitif adalah kata kerja yang dapat mengambil objek dalam kalimat. Jika objek yang mengikuti dua buah, maka disebutkata kerja bertransitif. Kata kerja asal transitif adalah kata kerja yang bisa menduduki gatra – gatra berikut.

Bentuk

Contoh
(N)-L, Nl-i, NL-ake
Tuku, nukoni, nukokake
(N)L-a, NL-ana, NL-i, tak-NL-ake
Tukua, nukonana, nukokna
Tak(N)L, tak-NL-i, tak-NL-ake
Tak tuku, tak nukoni,tak nukokake
di-L, di-L-i, di-L-ake
Dituku, ditukoni, ditukokake
L-en, L-ana, L-na
Tukunen, tukonana, tukokna
Tak-L-e, tak-L-ane, tak-L-ne
Taktukune, taktukonana,taktukokake
di-L-a, di-L-ana, di-L-na
Ditukua, ditukonana, ditukokna
2.2.2.1.1  Sistem morfologi verba Intransitif
            Kata kerja asal intransitif adalah kata kerja asal yang tidak dapat menduduki semua gatra diatas dan tidak dapat mengambil obyek dalam sebuah kalimat. Kata kerja intransitif tidak dapat menduduki gatra –gatra seperti : a-L, L-en, tak L-e, dan di-L-a. Gatra yang dapat diduduki oleh verba intransitif adalah L-an seperti contoh : aku lagi turon, aku lagi lungguhan.
2.2.2.1.2 Sistem Morfologi Verba Aktif
             Kata kerja aktif digunakan bila subyek melakukan tindakan sesuatu atau menjadi sesuatu. Dalam kalimat aktif, subyek yang melakukan tindakan mendapat tekanan, sedangkan yang dikenai tindakan mendapat tekanan. Kata kerja aktif tibentuk dengan menambahkan awalan N pada kata kerja asal.
2.2.2.1.3 Sistem Morfologi Verba pasif
            Kata kerja pasif dipergunakan apabila subyek dikenai tindakan. Hanya kata kerja ransitif yang dapat berbentuk pasif. Dalam kalimat pasif yang dikenai tindakan dengan menduduki kedudukan subyek mendapat tekanan, sedangkan pelaku tindakan tidak mendapat tekanan. Imbuhan untuk membentuk kata kerja pasif adala tak, kok, di-, ka-, -in, dan ke-.
2.2.2.2Sistem morfologi non murni
A.    Sistem morfologi verba de nominal
wKata benda dapat bertransportasi menjadi kata kerja dengan mendapatkan imbuhan. Imubahan – imbuhan yang mengubah kata benda menjadi kata kerja yaitu :
Bentuk :
Makna
Contoh
Afiks :


di-
(subyek) dibuat menjadi/dikenai alat/ diberi atau diolesi sesuatu yang dinyatakan pada bentuk dasar
Digulѐ, digunting, ditѐgel
Kok-
Menyatakan perbuatan yang dilakukan oleh orang kedua, baik tunggal maupun jamak
Kokgunting
a-
Memakai atau memiliki yang dinyatakan pada bentuk dasar
Arupa
Awoh
Akudhung
Ka-
Dikenai tindakan dengan alat yang dinyatakan pada bentuk dasar
Kapanah
Katumbak
Katandhu
Ke-
Menunjukkan peristiwa yang diacu terjadi dengan tidak sengaja
Kepacul
Kegunting
Ma-
a.       Pergi kearah yg dinyatakan pada bentuk dasar
b.      Belajar pada, atau memiliki apa yang dinyatakan pada bentuk dasar
a.      Mangulon, mangetan, mangisor, mandhuwur
b.      Meguru
N-
Melakukan perbuatan, menjadi, naik, memainkan, melakukan pekerjaan, mengeluarkan benda konkret, serta mengeluarkan suara yang dnyatakan paada bentuk dasar.
Nggulѐ, nglenga, ngepit, nggitar, nyemir, nyopir, ngendog, ngoceh.
Sufiks


-an
Memakai sesuatu atau mengadakan pertunjukan yang dinyatakan pada bentuk dasar.
Kalungan,
Wayangan
-i
Melakukan tindaka yang dinyatakan pada bentuk dasar secara berulang –ulang
Kuncѐni lawangѐ
-(a)kѐ
Melakukan perbuatan yag dinyatakan pada bentuk dasar untuk kepentingan orang lain.
Sapok(a)kѐ latarѐ
-ana
1. imperatif pasif repetitif dngan subyek tunggal sebagai sasaran tindakan yangdilakukan berulang – ulang.
2. imperatif pasif repetitif dengan subyek jamak
3. imperatif pasif objektif
1. sawah iki paculana
2. lawang – lawangѐ kuncenana
3. anakmu sarungana

-na
Perintah kepada mitra tutur untuk bertindak bagi orang lain.
Paculna
-a
Pakailah yang dinyatakan pada bentuk dasar.
Kalunga andhuk bѐn anget
Infiks


-in-
Dikenai tindakan yang tersebut pada bentuk dasar nomina
Ginunting
Konfiks


di-/-i
Subjek diberi apa yang dinyatakan pada bentuk dasar
Diwedhaki, diuyahi, dipunpageri
di-/-(a)ke
Subjek di dalam keadaan yang dinyatakan pada bentuk dasar
Dikandhang(a)ke, diwadhah(a)ke.
Tak-/-i
Subjek diberi apa yang dinyatakan pada bentuk dasar
Takwedhaki, takuyahi
Tak-/-(a)ke
Saya lakukan tindakan yang dinyatakan pada bentuk dasar untuk orang lain
Daksarung(a)ke, dakklambek(a)ke
Tak-/-ne
Saya lakukan tindakan untuk orang lain.
Takbecakne
Tak-/-ane
Tindakan yang akan dilakukan oleh orang pertama tunggal untuk kepentingan seseorang latar sesuatu.
Takklambenane
Kok-/-i
Reseptif pasif
Kokuyahi
Kok-/-ake
Benefaktif pasif
Koksarungake
di-/-ana
Meskipun yang dinyatakan pda bentuk dasar
Disapunana bolak-balik,latar iki reget maneh wong godhong wit kuwi padha rontok
N-/-ake
Benefaktif aktif
Nyarungaken
N-/-i
Memberi atau memakaikan,melakukan perbuatan,memasukkan,melakukan perbuatan dengan menggunakan,pada bentuk dasar
Nguyahi,ngamplopi,nyulaki

A.    Verba de adjektifa
Bentuk
Makna
Contoh
Afiks


di-
Subjek dibuat menjadi yang dinyatakan pada bentuk dasar
Diabang
Ake-
Melakukan perbuatan yang dinyatakan pada bentuk dasar untuk kepentingan orang lain
Dalane ambakke
N-
Berbuat menjadi sebagaimanayang dinyatakan pada bentuk dasar.
Ngadoh
Sufiks


-i
Melakukan tindakan yang dinyatakan pada bentuk dasar seara berulang-ulang
Resiki mejane
-a
Meskipun yang dinyatakan pada bentuk dasar
Eleko kae aku seneng
Infiks


-um-
Berlagak sebagaimana dinyatakan pada bentuk dasar
Sumugih
Konfiks


di-/-i
Subjek dijadikan seperti yan dinyatakan pada bentuk dasar
Diresiki
di-/-ake
Subjek menjadi mempunyai sifat sesuai dengan yang dinyatakan pada bentuk dasar
Dipanasake
Tak-/-i
Subjek dibuat menjadi yang dinyatakan pada benuk dasar
Takresiki
Tak-/-ake
Kausatif pasif
Taktibakake
Tak-/-ne

Takambakne
Tak-/-ane
Tindakan yang dilakukan oleh orang pertama tunggal untuk kepentingan seseorang tunggal
Takresikane
Kok-/-i

Kokresiki
Kok-/-ake

Kokdhuwurake
Ka-/-na

Anak kula katebihna saking bebaya
di-/-ana

Kamar kuwi diresikana,ora ana sing gelem turu kana
N-/-ana

Ngresikana wadhah pirang-pirang wong nyatane ora kanggo
In-/-an

Rinegedan
Ka-/-ake

Kajembarake
N-/-ake

Munggahake
N-/-i

Manasi

B.     Verba de numeralia
Kata bilangan dapat bertransposisi menjadi kata kerja dengan mendapatkan imbuhan. Imbuhan-imbuhan yang mengubah kata bilangan menjadi kata kerja yaitu: pi-L-an, N-L.Contoh:  nyatus (satus+N-) ‘memperingati genap seratus hari kematian seseorang.’
nyewu (sewu+N) ‘memperingati genap seribu hari kematian seseorang.’
 mitoni (pitu+N+i) ‘menujuh bulan kehamilan seseorang.’

C.     Verba de pronominal
Kata ganti dapat bertransposisi menjadi kata kerja dengan mendapatkan imbuhan. Imbuhan-imbuhan yang mengubah kata ganti menjadi kata kerja adalah: N-L, N-L-i, di-L, di-L-i.
Contoh: Adit ngakoni kesalahane (N+aku+i) ‘Adit mengakui kesalahannya.’

D.    Verba de adverbial
Kata keterangan dapat bertransposisi menjadi kata kerja dengan mendapatkan imbuhan. Imbuhan-imbuhan yang dapat mengubah kata keterangan menjadi kata kerja yaitu: DP-an, N-L-ake, N-L-ke.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar