Tradisi
sedekah laut biasanya dilaksanakan oleh masyarakat yang sebagian besar mata
pencaharianya itu berada di laut, pantai atau yang bergantung pada laut.
Tradisi sedekah laut dilaksanakan satu
tahun sekali setiap tanggal sepuluh Suro. Tradisi sedekah laut merupakan bentuk
rasa syukur masyarakat setempat terhadap ALLAH SWT yang telah melimpahkan
rizkinya melalui kekayaan laut yang luar biasa.
Sebelum
acara dimulai biasanya pada malam harinya diadakan yang namanya melekan. Melekan atau begadang biasanya diisi
dengan membuat kapal – kapalan untuk tempat sesaji serta membunyikan atau
menabuh musik pencik yang terdiri dari kendang, kempul dan gong kecil.
Adapun uborampe atau sesaji yang digunakan dalam acara
tersebut adalah:
1.
Bubur
merah putih
2.
Kelapa
muda
3.
Kepala
kambing
4.
Bekakak
5.
Arang-arang
kambang
6.
Ketela
bakar
7.
Pisang
raja setangkep
8.
Kembang
boreh
9.
Rokok
kobot
1
Benang
lawe
1Sate
kambing
Kaki
kambing
1Sega
Buceng
1Sisir
1Lauk
pauk berupa sayuran
Setela
semua sesaji sudah siap ditaruh didalam miniatur perahu, saatnya miniatur
perahu tersebut diarak menuju pantai dengan diiringi musik pencik tersebut.
Sesampainya di pantai mbah modin atau orang yang dituakan menyembelih kambing untuk
diambil kepala dan kakinya (degil) untuk dijadikan sesaji. Kaming yang
disembelih tersebut dikuliti diambil kepala dan kakinya. Dagingnya dimasak
untuk dimakan bersama. Setelah semuanya sudah lengkap dan dido’akan miniatur
perahu tersebut diarak munuju ketengah lautan untuk dilarung.
Setelah
sampai ditengah laut semua kapal emutar mengitari pperahu tersebut dan menyirap
perahu masih – masing untuk ngalap berkah dari laut yang telah memberikan
berkah yang begitu luar biasa. Setelah itu semua perahu menepi untuk makan bersama.
Pada
malam harinya diadakan hiburan yang biasanya berupa dangdut atau ketoprak.
Setelah itu esok harinya diadakan wanakiban atau kondangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar